Saturday, March 31, 2012

Solat Sunah

PENGERTIAN SHALAT SUNNAH BESERTA PEMBAGIANNYA. Shalat sunnah ( shalat nafilah ) adalah shalat tambahan diluar shalat fardhu, bila dikerjakan akan mendapat pahala tetapi bil;a ditinggalkan tidak berdosa. Shalat sunnah terbagi dua yaitu: 1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf. 2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain. MACAM-MACAM SHALAT SUNNAH. Shalat Dhuha, menurut pengertian bahasa, kata dhuha berarti matahari sedang naik. Jadi shalat dhuha dapat diartikan sebagai shalat sunnah yang dikerjakan pada saat matahari sedang naik. Waktu mengerjakannya ialah semenjak matahari naik kira-kira sepenggalah sampai dengan masuknya waktu DZuhur ( tergelincir matahari ). Shalat dzuha merupakan shalat sunnah yang danjurkan oleh rasulullah saw. Shalat Gerhana Matahari dan Bulan, shalat gerhana matahari disebut shalat Kusuf sedangkan shalat gerhana bulan disebut shalat sunnah Khusuf. Hukum mengerjakan shalat gerhana adalah sunnah muakkad ( sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan ). Shalat gerhana sebaiknya dikerjakan secara berjamaah di mesjid atau musalla. Namun shalat gerhana juga boleh dikerjakan secara sendiri-sendiri. Shalat Istikharah, perkataan istikharah berasal dari bahasa arab yang artinya mohon dipilihkan. Menurut istilah syarak, shalat istikharah adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan dengan maksud mohon petunjuk ( hidayah ) Allah dalam menentukan pilihan terbaik diantara dua atau lebih pilihan. Shalat Hajat, menurut pengertian bahasa, hajat artinya kebutuhan. Menurut istilah syarak shalat hajat adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan dengan maksud mohon kepada Allah agar suatu kebutuhan hidup atau beberapa kebutuhan hidup terpenuhi. Shalat hajat dapat dilaksanakan kapan saja. Siang hari maupun malam hari tetapi waktu yang paling baik adalah malam hari yaitu setelah bangun tidur lewat tengan malam. Shalat Istisqa, menurut pengertian bahasa shalat istisqa berarti shalat minta hujan. Sedangkan menurut istilah syarak shalat istisqa adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan dengan maksud memohon pertolongan kepada Allah agar segera diturunkan hujan. Tuntunan shalat Sunnah Ditulis oleh Santos Shalat-shalat Shunnah. Sambil nyoba-nyoba upload artikel. Mengingat kita telah memasuki bulan suci Ramadhan 1429 H, maka saya ikut mencoba menyi'arkan salah satu tuntunan ibadah, yaitu shalat sunnah yang berjumlah 15 sebagaimana kita diwajibkan memperbanyak ibadah di bulan Suci ini. Semoga artikel ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Amin. Macam shalat sunah adalah : 1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu, niatnya : Ushalli sunnatal wudlu-I rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ artinya : ‘aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah’ 2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda ‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah’ 3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ‘Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Dhuha rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah’ 4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya : a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’. Niatnya: ‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya: ‘aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah’ * bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan. b. Ba’diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. Niatnya : ‘Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak’ataini Ba’diyyatan lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah’ * bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan. 5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur’an. ‘Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji’(Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya : ‘Ushalli sunnatal tahajjudi rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah’ 6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah’ 7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya : ‘Ushalli sunnatal Haajati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah’ 8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. ‘Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit’ (Al Hadis). Niatnya : ‘Ushalli sunnatal rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah’ 9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya: ‘Ushalli sunnatal Taubati rak’ataini lillahi Ta’aalaa’ Artinya : ‘aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah’ 10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya Niat : ‘Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini lilllahi ta’aalaa’ artinya ‘aku niat shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah’ a. Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali. b. Saat ruku’, usai membaca do’a ruku membaca tasbih 10 kali c. Saat ‘itidal, usai membaca do’a ‘itidal membaca tasbih 10 kali d. Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali e. Usai membaa do’a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali. f. Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali. Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut : ‘Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar’ artinya : ‘Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung’. 11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya’pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ‘Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir ‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban) Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih : ‘Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’aallaa’ artinya : ‘Aku niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah’ 12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu’akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah ‘Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah’(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ‘Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat’ (H.R. Bukhari dan Muslim) ‘Ushalli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’aalaa’artinya : ‘Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah’ 13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah). Niat Shalat Idul Fitri : ‘Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’ Niat Shalat Idul Adha : ‘Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut: a. Berjamaah b. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir. d. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih. e. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua. f. Imam menyaringkan bacaannya. g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum-hukum Qurban. i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya. j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya. 14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya : a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua. b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya. Niat shalat gerhana bulan : ‘Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah’ 15. Shalat Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Niatnya ‘ ‘Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’ artinya : ‘Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’ Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa : a. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. ‘Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya’(Q.S. Al Isra’ : 16). b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa’ c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu : a. Khatib disunatkan memakai selendang. b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka. c. Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya. Saat berdo'a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya Sebagai seorang muslim, sholat lima waktu merupakan sebuah kewajiban. Di luar sholat lima waktu tersebut, terdapat sholat sunah yang bila dikerjakan akan menambah pahala dan menenangkan hati kita. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang panduan sholat sunah, manfaat dan jenis-jenis sholat sunah. Sholat sunah merupakan sholat dan amalan tambahan di luar kewajiban sholat lima waktu. Pengertian sholat sunah yaitu melakukan suatu kebaikan yang bukan merupakan kewajiban, dilakukan dengan ikhlas dan kerelaan hati. Sholat sunah ada yang dikerjakan sendirian dan ada juga yang dikerjakan berjamaah. Manfaat Sholat Sunah: 1. Menjadi amalan tambahan kelak di hari kiamat seandainya pada saat melaksanakan sholat lima waktu tidak sempurna. 2. Mampu meninggikan derajat serta menghapus dosa, kesalahan dan terbukanya pintu sorga bersama Rasulullah SAW. 3. Menimbulkan rasa cinta dan merupakan wujud syukur kepada Allah SWT dari hamba-Nya. 4. Mendatangkan berkah, rejeki dan kebaikan saat dikerjakan di rumah, karena menjadikan rumahnya sebagai bagian dari sholatnya. Jenis-Jenis Sholat Sunah sendirian: 1. Sholat Rawatib; sholat sunah yang mengiringi sholat lima waktu, biasa dilakukan sebelum (qobliyah) dan sesudah (ba'diyah) sholat fardhu sebanyak dua atau empat rakaat. 2. Sholat Dhuha; sholat sunnah yang dilakukan pagi hari mulai pukul 7 sampai jelang tengah hari, dilakukan sedikitnya dua rakaat dan sangat dianjurkan. 3. Sholat Tahajjud; biasa disebut sholat malam (qiyamul lail) sesudah sholat Isya tanpa batasan rakaat dan sangat disarankan untuk menambah taqwa dan cinta kepada Allah SWT. 4. Sholat Istikharah; dilakukan saat seeorang mempunyai persoalan atau kesulitan untuk memohon petunjuk dari Allah SWT, dilakukan sebanyak dua rakaat. 5. Sholat Tasbih; sholat sunah empat rakaat yang di dalamnya membaca tasbih sebanyak 75 kali di setiap rakaatnya. 6. Sholat Hajat; dikerjakan pada siang atau malam hari sebanyak dua rakaat, bertujuan agar semua keinginan dan harapan kita dikabulkan serta dimudahkan oleh Allah SWT. 7. Sholat Taubat; dikerjakan sebanyak dua rakaat untuk memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. 8. Sholat Wudhu; dilakukan sesudah mengambil air wudhu, bisa dilaksanakan dua atau empat rakaat. 9. Sholat Tahiyyatul Masjid; disunahkan bila seseorang memasuki mesjid dan dilakukan dua rakaat sebelum duduk, sebagai adab bila memasuki masjid. 10. Sholat Muthlak; tidak ditentukan waktu sholatnya dan jumlah rakaatnya, namun dilarang dilakukan sesudah sholat subuh sampai terbit matahari, sesudah sholat ashar sampai matahari terbenam dan saat siang hari (kecuali hari Jumat). 11. Sholat Safar; dilakukan dua rakaat sebelum dan sesudah bepergian. Jenis Sholat Sunah Berjamaah: 1. Sholat Tarawih; yaitu sholat malam pada bulan Ramadhan, dilaksanakan delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat. 2. Sholat Witir; sholat sunah yang bilangan rakaatnya ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat, biasanya dilaksanakan setelah sholat tahajjud atau tarawih. 3. Sholat Hari Raya; dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak dua rakaat, dilakukan sebelum khutbah. 4. Sholat Istiqa; sholat untuk memohon hujan pada saat kemarau panjang, dilaksanakan sebanyak dua rakaat. 5. Sholat Gerhana; dilakukan saat terjadi gerhana matahari atau bulan sebanyak dua rakaat, bisa dilakukan sendirian namun sebaiknya berjamaah. Kumpulan Shalat Sunnah Ditulis oleh Admin Senin, 15 Februari 2010 23:49 1. SHALAT SUNNAH WUDHU Shalat sunat wudhu atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat yang dikerjakan setelah berwudhu. Tata cara pelaksanannya adalah: a. Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa: Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdauu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj’alnii minat-tawwaabiina waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash-shaalihiin. Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.” b. Selesai membaca doa tersebut, lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat. Niatnya: Ushallii sunnatal-wudhuu’I rak’ ataini lillaahi ta’aalaa. Artinya: ”Aku niat shalat sunah wudhu 2 rakaat karena Allah.” c. Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam. d. Keutamaan Shalat Syukrul Wudhu “Rasulullah berkata kepada Bilal: Ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam Islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga? Bilal menjawab: Tidak ada amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka” . (HR Bukhari) 2. SHALAT TAUBAT Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bangun (bangkit) dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya”. Kemudian beliau membaca ayat : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135) Tata Cara Shalat Taubat Jumlah rakaatnya 2, 4 sampai 6 rakaat. Niat shalat taubat: “Ushallii sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku niat shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah.” Doanya: “Astagfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa.” Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti. 3. SHALAT DHUHA Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam. Tata Cara Shalat Dhuha 1. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams 2. Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha Niat shalat dhuha adalah: “Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” Artinya: Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah. Doa yang dibaca setelah shalat dhuha: "Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu". "Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi , keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh". Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya: 1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda: "Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala" (HR Muslim). 2. Ghanimah (keuntungan) yang besar Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata: "Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: "Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; "Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; "Ya! Rasul berkata lagi: "Barangsiapa yang berwudhu', kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya." (Shahih al-Targhib: 666) 3. Sebuah rumah di surga Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw: "Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surge." (Shahih al-Jami`: 634) 4. Memeroleh ganjaran di sore hari Dari Abu Darda' ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata: "Allah ta`ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya" (Shahih al-Jami: 4339). Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: "Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi'arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika" Artinya: Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: "Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu 5. Pahala Umrah Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah....(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna" (Shahih al-Jami`: 6346). 6. Ampunan Dosa "Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (HR Tirmidzi) 4. SHALAT TAHAJUD Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya. a. Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud 1. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00 2. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00 3. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh. b. Niat shalat tahajud “Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa” Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah” c. Doa yang dibaca setelah shalat tahajud: “Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.” Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.” Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa Rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa: “Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah.” Artinya: Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahay langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surge adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan ynag terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah.” d. Setelah itu, perbanyaklah membaca istigfar sebagai berikut “Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih” Artinya: “Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya” e. Keutamaan Shalat Tahajud Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi) Bersabda Nabi Muhammad saw: “Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim) Selain itu, Allah sendiri juga berfirman: “Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS Al-Isra’: 79) Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR Muslim dan Ahmad) “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad) f. Kiat Mudah Shalat Malam/Qiyamullail Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut ini: 1. Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap. 2. Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur. 3. Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.” 4. Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya. 5. Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 6. Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone. 7. Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan. 8. Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya. 5. SHALAT HAJAT Shalat Hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ia memiliki hajat tertentu dan ia ingin hajat tersebut dikabulkan oleh AllahSWT. Shalat dilakukan minimal 2 raka'at dan maksimal 12 raka'at dengan salam setiap 2 rakaat. Shalat ini dapat dilakukan kapan saja asalkan tidak pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat (lihat pada shalat sunnat). a. Niat shalat hajat “ Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.” Artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.” b. Doa Shalat Hajat Setelah selesai shalat hajat, lalu membaca istigfar. Dalam kitab Tajul Jamil lil ushul, dianjurkan setelah shalat hajat membaca istigfar 100x, seperti kalimat istigfar yang biasa atau sebagai berikut: “Astagfirullaha rabbi min kulli dzanbin wa atuubu ilaiih.” Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat kepada-Mu” c. Selesai membaca istigfar lalu membaca shalawat nabi 100x, yakni: “Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatarridhaa wardha ‘an ashaabihir ridhar ridhaa.” Artinya: “Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad, kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.” “Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin. Laa tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.” Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.” Setelah itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan, insya Allah, Allah mengabulkannya. Amin. d. Keutamaan Shalat Hajat Sabda Rasulullah: "Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat." (HR Ahmad) Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi) 6. SHALAT SUNNAH TASBIH Shalat sunat tasbih adalah shalat sunat yang di dalamnya dibacakan kalimat tasbih sebanyakk 300 kali. Niat shalat tasbih: “Ushallii sunnat tasbihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa” Artinya: "Aku niat shalat sunat tasbih dua rakaat, karena Allah." Tata Cara Shalat Tasbih Shalat tasbih dilakukan 4 raka'at (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali salam, jika malam 4 raka'at dengan dua salam ) sebagaimana shalat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat-saat berikut: NO Waktu Jml. Tasbih 1 Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat pendek saat berdiri 15 kali 2 Setelah tasbih ruku' (Subhana rabiyyal adzim...) 10 Kali 3 Setelah I'tidal 10 Kali 4 Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal a'la...) 10 Kali 5 Setelah duduk diantara dua sujud 10 Kali 6 Setelah tasbih sujud kedua 10 Kali 7 Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam tergantung pada raka'at keberapa) 10 Kali Jumlah total satu raka'at 75 Jumlah total empat raka'at 4 X 75 = 300 kali 7. SHALAT SUNNAH AWWABIN Shalat sunat awwabin adalah shalat sunat yang dikejakan selesai mengerjakan shalat sunat ba’da magrib, dilakukan sebanayak 2 sampai dengan 6 rakaat. a. Adapun tata cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut Shalat 2 rakaat dengan niat: Ushallii ral’ataini shalaatal-awwaabiina sunnatal lillaahi ta’aallaa. Artinya: “Aku niat shalat dua rakaat sunat awwabin, karena Allah. b. Sesudah membaca Fatihah pada rakaat pertama, bacalah: • surat Al-Ikhlas 6x • surat Al-Falaq 1x • surat An-Naas 1x begitupun dengan rakaat kedua. c. Sehabis salam dua rakaat, maka shlat lagi 2 rakaat. Dan dibaca pada rakaat pertama dan kedua setelah Al-Fatihah mana saja surat yang dikehendaki. Niatnya, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. d. Sesudah itu, berdiri lagi dengan niat sama seperti sebelumnya, dilaksanakan 2 rakaat, dengan bacaan pada rakaat pertama sesudah Al-Fatihah, bacalah surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua sesudah membaca Al-Fatihah bacalah surat Al-Ikhlas. Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Barang siapa shalat 6 rakaat setelah magrib, di sela-selanya tidak berbicara kotor, maka ia mendapatkan pahala ibadah selama12 tahun.” Kemudian beliau juga meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda: "Barangsiapa shalat 20 rakaat setelah maka Allah mambangun rumah di sorga untuknya", Tirmidzi berkata, hadist Abu Harairah "gharib" (hanya diriwayatkan seorang rawi yang tidak kuat).” Tabrani juga meriwayatkan dari Ammar bin Yasir, Rasulullah bersabda: "Barangsiapa melakukan shalat 6 rakaat setelah maghrib, maka diampuni dosanya meskipun sebanyak ombak lautan. 8. Solat Safar Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah kembali. Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat kerana Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik priba

No comments:

Post a Comment